ALDHINA
YULIARDANI
20214734
1EB31
BISNIS
CANGKANG KERANG YANG MENGGIURKAN
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan berjuta potensi. Dengan luas wilayah perairannya Indonesia memiliki
potensi besar dalam hal pengelolaan kekayaan laut khususnya dalam sektor
perikanan. Berdasarkan luas wilayah, potensi perikanan di Indonesia dapat
mencapai 6,7 juta ton ikan per tahun. Oleh sebab itu, perikanan merupakan
subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka pembangunan di
Indonesia. Selain ikan, potensi lain dari perairan laut Indonesia adalah
kerang.
Dari sekian banyak potensi kerang yang
dihasilkan di Indonesia, kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan daging kerangnya
saja, sedangkan cangkang kerang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini
menimbulkan permasalahan berupa sampah cangkang kerang yang menumpuk di daerah-daerah
pesisir pantai. Cangkang kerang yang tidak dimanfaatkan ini menimbulkan
serangkaian masalah lain, terutama dalam hal kebersihan lingkungan yang
terganggu sehingga menyebabkan kesehatan masyarakat juga terganggu. Padahal
pemanfaatan cangkang kerang secara optimal mampu menghasilkan berbagai macam
kerajinan tangan jika dikembangkan, selain itu juga nilai ekonomisnya tidak
kalah tinggi.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Minimnya
pengetahuan masyarakat sekitar pesisir pantai akan pemanfaatan cangkang kerang.
2.
Apa
yang dapat dihasilkan dari cangkang kerang?
1.3 Tujuan
Masalah
1.
Sarana
pembelajaran bisnis bagi masyarakat pantai akan pemanfaatan cangkang kerang.
2.
Menciptakan
produk yang berbahan dasar dari cangkang kerang.
Bab II
Pembahasan
Kerang merupakan salah satu komoditas
laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Sebagai hasil laut, kerang
dikenal memiliki banyak kegunaan (multifungsi) yang biasa dimanfaatkan oleh
manusia. Daging kerang misalnya, merupakan bahan baku konsumsi yang memiliki
kandungan gizi dan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh. Banyak variasi
menu masakan yang bisa diolah menggunakan daging kerang sebagai bahan bakunya.
Sementara limbah (cangkang) kerang, digunakan sebagai bahan baku kerajinan dan aneka
aksesoris bernilai jual tinggi.
Sedangkan
bagi sebagian penduduk di Desa Kedung Cowek-Surabaya bermata pencaharian masih
bergantung pada hasil tangkapan ikan dan kerang di laut. Masyarakat yang
bekerja menjadi nelayan sebanyak 678 orang. Sementara itu, sebagian masyarakat
yang lain lebih memilih bekerja di luar lokasi desa dengan menjadi karyawan
atau buruh di pabrik.
Salah
satu permasalahan utama masyarakat ini adalah terletak pada sampah cangkang
kerang yang memenuhi lahan kosong yang hingga saat ini belum dimanfaatkan
secara maksimal. Nelayan hanya mengambil daging dari kerang tersebut dan
menjualnya, karena masyarakat menganggap daging lebih bernilai jual tinggi dari
pada cangkang kerang. Hal ini menjadikan sampah cangkang kerang semakin hari
kian menumpuk dan menyebabkan lingkungan tercemar. Terlebih lagi keperdulian
masyarakat akan kesehatan lingkungan sangat kurang di daerah tersebut.
Masyarakat
di daerah tersebut masih belum memiliki kemampuan dalam melakukan pemanfaatan
sampah cangkang kerang menjadi produk yang bernilai ekonomis. Bahkan sampai saat
ini masyarakat belum mencoba menginovasikan sampah-sampah kerang tersebut
menjadi hal yang mempunyai nilai jual tinggi. Padahal banyak sekali manfaat
yang dapat dihasilkan dari pengelolahan cangkang kerang tersebut, seperti dapat
dijadikannya sebagai kerajinan tangan yang akan menghasilkan pundi-pundi
rupiah.
Salah
satunya adalah seorang pengusaha yang bernama Mulyadi berinisiatif untuk
memanfaatkan limbah kerang yang cukup melimpah didaerah asalnya, menjadi
berbagai macam bentuk kerajinan daur ulang yang sangat menarik, seperti lampion
lampu, meja, kursi, dan produk furniture lainnya.
Bisnis
ini berawal ketika ia melihat banyaknya cangkang kerang yang banyak berserakan
dan tidak dimanfaatkan kembali didaerah pesisir pantai Kartini-Jepara dekat
dengan tempat ia tinggal. Awalnya Mulyadi adalah seorang pengusaha bisnis
furniture dari kayu, karena persediaan kayu yang semakin terbatas akhirnya
Mulyadi mencoba peruntungan baru yaitu membuat suatu kerajinan dari cangkang
kerang. Selain mudah didapatkan kita juga dapat membantu untuk melestarikan
lingkungan pesisir pantai tersebut.
Dengan
modal 10 juta dari tabungan pribadinya Mulyadi mulai merintis pekerjaan barunya
tersebut dengan mencari berbagai macam jenis cangkang kerang yang dimanfaatkan
sebagai bahan baku produksinya, selain itu ia juga mempekerjakan kurang lebih
20 karyawan.
Proses
pembuatan kerajinan daur ulang limbah kerang ini tidaklah rumit. Mulyadi
memulai proses produksinya dengan cara melakukan sortasi cangkang kerang, yang
digunakannya hanya cangkang kerang yang berukuran lebar. Setelah disortasi,
biasanya hanya 1/3 bagian saja yang dapat digunakan untuk bahan baku
produksinya. Selanjutnya cangkang kerang yang lolos sortasi dicuci dan
dikeringkan, sebelum akhirnya dimasukan ke dalam oven dan ditambahkan zat kimia
tertentu agar cangkang kerang mudah dibentuk dan dipotong.
Setelah
proses pengovenan selesai, kemudian cangkang kerang dipotong sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Hasil potongan cangkang kerang kemudian ditempelkan
pada media berbahan fiberglass atau logam yang sebelumnya telah dicetak menjadi
kap lampu atau bentuk kerajinan lainnya. Lalu tempelkan cangkang kerang
tersebut hingga menutupi seluruh cetakan yang ditentukan. Terakhir, lapisi
produk kerajinan dengan coating agar produk yang dibuat terlihat mengkilat dan
lebih keras.
Bahkan
Mulyadi telah mengembangkan usahanya ini menjadi sepuluh macam kerajinan yang
memiliki harga jual yang cukup bervariasi. Misalnya saja untuk satu set meja
dan kursi, Mulyadi mematoknya dengan harga sekitar Rp 10 juta sampai Rp 20
juta. Sedangkan untuk kerajinan lampion atau kap lampu dihargai Rp 1 hingga 2
juta per buahnya. Semua harga dibedakan sesuai dengan tingkat kesulitan produksi,
dan jenis kerang yang digunakan.
Kreativitas
dan inovasi yang dikembangkan oleh Mulyadi tidak sia-sia, kini produk buatannya
berhasil menembus pasar mancanegara dengan mengusung nama “Antika Lightings”.
Sasaran ekspor Mulyadi meliputi Malaysia, Inggris, Spanyol, Australia, dan
Amerika Serikat.
Nah
dapat jelas kita lihat berapa banyak penghasilan yang sudah Mulyadi dapatkan
dari usaha ini. Kita hanya membutuhkan modal yang tidak terlalu banyak dan
sulit. cangkang kerang?yaa..bahan ini adalah bahan yang sudah tidak
dimanfaatkan kembali bagi banyak orang dan tugas kita sebagai pengrajin dan
pembisnis dapat mengembangkannya menjadi sebuah karya cipta yang berguna serta
bermanfaat. Selain berguna dan bermanfaat pastinya juga kita akan memperoleh
keutungan yang berlimpah.
Bab III
Penutup
Banyak
orang yang mengira bahwa kerang hanya dapat dimanfaatkan dagingnya saja, ternyata
kerang masih dapat dimanfaatkan kembali cangkangnya menjadi sebuah kerajinan
tangan yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dari bisnis tersebut seorang
pembisnis dapat menghasilkan karya apa saja yang ia inginkan dan pastinya bahan
bakunya hanyalah dari sampah cangkang kerang yang sudah tidak dimanfaatkan bagi
banyak orang, selain itu juga pastinya dapat menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat-masyarakat dan tidak perlu mempunyai keahlian khusus untuk dapat
bekerja. Terutama bagi penduduk sekitar pesisir pantai yang tidak hanya
memanfaatkan hasil nelayannya saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan
terciptanya lapangan kerja tersebut kita juga dapat membantu kehidupan mereka.
Daftar Pustaka