Sabtu, 03 Januari 2015

Tulisan 6



 
 
ALDHINA YULIARDANI

20214734

1EB31


BISNIS CANGKANG KERANG YANG MENGGIURKAN


Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berjuta potensi. Dengan luas wilayah perairannya Indonesia memiliki potensi besar dalam hal pengelolaan kekayaan laut khususnya dalam sektor perikanan. Berdasarkan luas wilayah, potensi perikanan di Indonesia dapat mencapai 6,7 juta ton ikan per tahun. Oleh sebab itu, perikanan merupakan subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka pembangunan di Indonesia. Selain ikan, potensi lain dari perairan laut Indonesia adalah kerang.
Dari sekian banyak potensi kerang yang dihasilkan di Indonesia, kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan daging kerangnya saja, sedangkan cangkang kerang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menimbulkan permasalahan berupa sampah cangkang kerang yang menumpuk di daerah-daerah pesisir pantai. Cangkang kerang yang tidak dimanfaatkan ini menimbulkan serangkaian masalah lain, terutama dalam hal kebersihan lingkungan yang terganggu sehingga menyebabkan kesehatan masyarakat juga terganggu. Padahal pemanfaatan cangkang kerang secara optimal mampu menghasilkan berbagai macam kerajinan tangan jika dikembangkan, selain itu juga nilai ekonomisnya tidak kalah tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Minimnya pengetahuan masyarakat sekitar pesisir pantai akan pemanfaatan cangkang kerang.
2.      Apa yang dapat dihasilkan dari cangkang kerang?
1.3 Tujuan Masalah
1.      Sarana pembelajaran bisnis bagi masyarakat pantai akan pemanfaatan cangkang kerang.
2.      Menciptakan produk yang berbahan dasar dari cangkang kerang.


Bab II
Pembahasan

Kerang merupakan salah satu komoditas laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Sebagai hasil laut, kerang dikenal memiliki banyak kegunaan (multifungsi) yang biasa dimanfaatkan oleh manusia. Daging kerang misalnya, merupakan bahan baku konsumsi yang memiliki kandungan gizi dan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh. Banyak variasi menu masakan yang bisa diolah menggunakan daging kerang sebagai bahan bakunya. Sementara limbah (cangkang) kerang, digunakan sebagai bahan baku kerajinan dan aneka aksesoris bernilai jual tinggi.
Sedangkan bagi sebagian penduduk di Desa Kedung Cowek-Surabaya bermata pencaharian masih bergantung pada hasil tangkapan ikan dan kerang di laut. Masyarakat yang bekerja menjadi nelayan sebanyak 678 orang. Sementara itu, sebagian masyarakat yang lain lebih memilih bekerja di luar lokasi desa dengan menjadi karyawan atau buruh di pabrik.
Salah satu permasalahan utama masyarakat ini adalah terletak pada sampah cangkang kerang yang memenuhi lahan kosong yang hingga saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Nelayan hanya mengambil daging dari kerang tersebut dan menjualnya, karena masyarakat menganggap daging lebih bernilai jual tinggi dari pada cangkang kerang. Hal ini menjadikan sampah cangkang kerang semakin hari kian menumpuk dan menyebabkan lingkungan tercemar. Terlebih lagi keperdulian masyarakat akan kesehatan lingkungan sangat kurang di daerah tersebut.
Masyarakat di daerah tersebut masih belum memiliki kemampuan dalam melakukan pemanfaatan sampah cangkang kerang menjadi produk yang bernilai ekonomis. Bahkan sampai saat ini masyarakat belum mencoba menginovasikan sampah-sampah kerang tersebut menjadi hal yang mempunyai nilai jual tinggi. Padahal banyak sekali manfaat yang dapat dihasilkan dari pengelolahan cangkang kerang tersebut, seperti dapat dijadikannya sebagai kerajinan tangan yang akan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Salah satunya adalah seorang pengusaha yang bernama Mulyadi berinisiatif untuk memanfaatkan limbah kerang yang cukup melimpah didaerah asalnya, menjadi berbagai macam bentuk kerajinan daur ulang yang sangat menarik, seperti lampion lampu, meja, kursi, dan produk furniture lainnya.
Bisnis ini berawal ketika ia melihat banyaknya cangkang kerang yang banyak berserakan dan tidak dimanfaatkan kembali didaerah pesisir pantai Kartini-Jepara dekat dengan tempat ia tinggal. Awalnya Mulyadi adalah seorang pengusaha bisnis furniture dari kayu, karena persediaan kayu yang semakin terbatas akhirnya Mulyadi mencoba peruntungan baru yaitu membuat suatu kerajinan dari cangkang kerang. Selain mudah didapatkan kita juga dapat membantu untuk melestarikan lingkungan pesisir  pantai tersebut.
Dengan modal 10 juta dari tabungan pribadinya Mulyadi mulai merintis pekerjaan barunya tersebut dengan mencari berbagai macam jenis cangkang kerang yang dimanfaatkan sebagai bahan baku produksinya, selain itu ia juga mempekerjakan kurang lebih 20 karyawan.
Proses pembuatan kerajinan daur ulang limbah kerang ini tidaklah rumit. Mulyadi memulai proses produksinya dengan cara melakukan sortasi cangkang kerang, yang digunakannya hanya cangkang kerang yang berukuran lebar. Setelah disortasi, biasanya hanya 1/3 bagian saja yang dapat digunakan untuk bahan baku produksinya. Selanjutnya cangkang kerang yang lolos sortasi dicuci dan dikeringkan, sebelum akhirnya dimasukan ke dalam oven dan ditambahkan zat kimia tertentu agar cangkang kerang mudah dibentuk dan dipotong.
Setelah proses pengovenan selesai, kemudian cangkang kerang dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Hasil potongan cangkang kerang kemudian ditempelkan pada media berbahan fiberglass atau logam yang sebelumnya telah dicetak menjadi kap lampu atau bentuk kerajinan lainnya. Lalu tempelkan cangkang kerang tersebut hingga menutupi seluruh cetakan yang ditentukan. Terakhir, lapisi produk kerajinan dengan coating agar produk yang dibuat terlihat mengkilat dan lebih keras.
Bahkan Mulyadi telah mengembangkan usahanya ini menjadi sepuluh macam kerajinan yang memiliki harga jual yang cukup bervariasi. Misalnya saja untuk satu set meja dan kursi, Mulyadi mematoknya dengan harga sekitar Rp 10 juta sampai Rp 20 juta. Sedangkan untuk kerajinan lampion atau kap lampu dihargai Rp 1 hingga 2 juta per buahnya. Semua harga dibedakan sesuai dengan tingkat kesulitan produksi, dan jenis kerang yang digunakan.
Kreativitas dan inovasi yang dikembangkan oleh Mulyadi tidak sia-sia, kini produk buatannya berhasil menembus pasar mancanegara dengan mengusung nama “Antika Lightings”. Sasaran ekspor Mulyadi meliputi Malaysia, Inggris, Spanyol, Australia, dan Amerika Serikat.
Nah dapat jelas kita lihat berapa banyak penghasilan yang sudah Mulyadi dapatkan dari usaha ini. Kita hanya membutuhkan modal yang tidak terlalu banyak dan sulit. cangkang kerang?yaa..bahan ini adalah bahan yang sudah tidak dimanfaatkan kembali bagi banyak orang dan tugas kita sebagai pengrajin dan pembisnis dapat mengembangkannya menjadi sebuah karya cipta yang berguna serta bermanfaat. Selain berguna dan bermanfaat pastinya juga kita akan memperoleh keutungan yang berlimpah.


Bab III
Penutup

            Banyak orang yang mengira bahwa kerang hanya dapat dimanfaatkan dagingnya saja, ternyata kerang masih dapat dimanfaatkan kembali cangkangnya menjadi sebuah kerajinan tangan yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dari bisnis tersebut seorang pembisnis dapat menghasilkan karya apa saja yang ia inginkan dan pastinya bahan bakunya hanyalah dari sampah cangkang kerang yang sudah tidak dimanfaatkan bagi banyak orang, selain itu juga pastinya dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat-masyarakat dan tidak perlu mempunyai keahlian khusus untuk dapat bekerja. Terutama bagi penduduk sekitar pesisir pantai yang tidak hanya memanfaatkan hasil nelayannya saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan terciptanya lapangan kerja tersebut kita juga dapat membantu kehidupan mereka.
                                                                                       

Daftar Pustaka